SISTEM PRODUKSI KERAJINAN PASAR LOKAL
Sistem Produksi Kerajinan Pasar Lokal
1. Pengertian produksi dan sistem produksi,
komponen–komponen sistem produksi
1. Apersepsi
Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk karya sebuah kerajinan. Oleh karena itu karya kerajinan di Indonesia beragam. Kerajinan adalah sebuah hasil seni karya manusia berupa benda dengan berbagai bentuk dan warna yang mereka sukai. Dari kerajinan tersebut bisa menghasilkan sebuah karya kerajinan berupa hiasan atau benda seni sampai menjadi sebuah barang yang layak pakai.
Untuk membuat sebuah karya kerajinan yang mempunyai nilai jual tinggi, kita harus mempunyai pemahaman tentang tahapan/langkah – langkah yang benar agar karya kerajinan yang kita buat membuat pasar atau konsumen tertarik dengan apa yang kita buat. Untuk itu ayo kita ikuti langkah-langkah pembelajaran pada modul ini
2. Pengertian Produksi dan sistem produksi
Apa yang dimaksud dengan kegiatan produksi? Produksi sering di artikan membuat barang. Produksi mengandung makna yang lebih luas. Setiap saat manusia memerlukan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Barang dan jasa tidak tersedia dengan sendirinya, tetapi harus dibuat dahulu. Kegiatan yang dilakukan oleh pabrik perakitan motor, petani dan dokter adalah contoh dari sistem produksi. Hasil dari sistem produksi tersebut berupa motor, padi dan jasa pengobatan memberikan manfaat bagi manusia. Produksi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kegiatan yang menghasilkan atau menciptakan barang.
Kegiatan produksi tidak sekadar menciptakan manfaat suatu barang tetapi juga menambah guna suatu barang. Petani menghasilkan padi dan ketela juga merupakan kegiatan produksi. Tepung ketela digunakan oleh pabrik roti untuk menghasilkan roti. Perubahan tepung ketela menjadi roti mengalami perubahan bentuk maupun kegunaan.
Dengan demikian, dalam arti luas kegiatan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
3. Faktor Produksi
Faktor produksi dapat dibedakan menjadi empat yaitu:
a. Faktor Produksi Alam (Sumber Daya Alam)
Faktor produksi alam merupakan segala sesuatu yang disediakan alam untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. Faktor produksi alam terdiri dari : tanah, air, tenaga alam, barang tambang, iklim.
b.
Faktor
produksi Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
Faktor produksi tenaga kerja merupakan segala
kegiatan manusia yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menciptakan atau
menambah nilai guna barang atau jasa. Faktor produksi tenaga kerja merupakan
faktor produksi yang memegang peranan penting dalam proses produksi. Tanpa
tenaga kerja, sumber daya alam yang dianugerahkan oleh Tuhan YME kepada kita
tidak akan ada gunanya.
c.
Faktor
Produksi Modal
Manusia dapat melakukan proses
produksi tidak hanya dengan mengandalkan faktor produksi alam dan faktor
produksi tenaga kerja. Petani dapat saja menanam padi hanya dengan menggunakan
tanah dan tenaga yang dimilikinya. Akan tetapi coba kamu bayangkan, tentu
petani tersebut akan memanen padi lebih banyak apabila dalam bercocok tanam ia
menggunakan alat bantu misalnya cangkul, traktor dan sebagainya. Dalam
pengertian ekonomi segala benda atau alat buatan manusia yang dapat digunakan
untuk memperlancar proses produksi dalam menghasilkan barang atau jasa disebut
modal.
d.
Faktor
Produksi Kewirausahaan atau Entrepreneurship
Faktor produksi kewirausahaan
adalah kemampuan intelektual seseorang untuk mengelola atau menyatukan ketiga
faktor produksi di atas dalam suatu proses produksi.
4. Karakteristik Sistem Produksi
a. Mempuyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural yang membangun system produksi itu.
b. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan produk ( barang atau jasa ) berkualitas yang dapat dijual dengan harga komptetif di pasar.
c. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah untuk menjadi output secara efektif dan efesien.
d. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoprasiannya berupa optimasi pengalokasian sumber daya.
5. Komponen – komponen sistem produksi
Sistem produksi merupakan sistem integral yang
mempunyai komponen structural dan fungsional.
a.
Komponen
structural yang membentuk system produksi terdiri dari :
1)
Bahan
(material)
2)
Mesin dan
peralatan
3)
Tenaga
kerja modal
4)
Energy
5) Informasi
6)
Tanah, dll
b.
Komponen
fungsional terdiri dari :
1)
Supervisi
2)
Perencanaan
3) Pengendalian
4) Koordinasi dan kepemimpinan
Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi serta kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi keberadaan system produksi itu.
6. Syarat-syarat proses produksi
Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau di perbanyak dalam skala home industri. Oleh Karena itu dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam proses perancangannya.
a.
Menentukan
bahan / material produksi
Pada karya seni kerajinan, seorang pengrajin harus mampu menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga karya yang di hasilkan dapat memenuhi fungsi, sementara bentuknya tetap indah.
Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya kerajinan sangat terkait dengan sasaran pasar, karena material akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam menggunakan benda terapan dan juga akan mempengaruhi kualitas dari barang tersebut.
Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika) Karena itu dalam penciptaan nya, seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna, komposisi, dll.
b.
Menentukan
teknik produksi
Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah
menggunakan cara atau teknik tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan.
Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan memiliki alat dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya.
Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat dan cara yang digunakan.
7.
Macam – Macam Sistem Produksi
a. Continuous Process
Continuous process atau biasanya dikenal dengan proses produksi kontinu. Pada sistem ini peralatan produksi disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk atau jasa. Aliran bahan dalam proses dalam sistem ini juga sudah distandarisasi sebelumnya. Proses ini akan lebih memudahkan perusahaan yang memiliki produk dengan demand yang tinggi. Sehingga produknya akan lebih mudah terjual di pasaran.
b. Intermitten Process
Intermitten process adalah sistem produksi yang terputus-putus di mana kegiatan produksi dilakukan tidak berdasarkan standar tetapi berdasarkan produk yang dikerjakan. Karenanya peralatan produksi disusun dan diatur secara fleksibel dalam menghasilkan produknya. Untuk proses ini, perusahaan dengan produk yang musiman akan cocok. Misalnya seperti perusahaan produksi jaket musim dingin.
c.
Metode
Produksi
Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern. Metode modern atau sering juga disebut dengan metode ‘ban berjalan' lebih efisien dalam penggunaan waktu dibandingkan metode tradisional sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama.
2. Pasar lokal, Kesehatan dan keselamatan
Pasar atau market merupakan sebuah tempat bertemunya pembeli dengan penjual guna melakukan transaksi ekonomi yaitu untuk menjual atau membeli suatu barang dan jasa atau sumber daya ekonomi dan berbagai faktor produksi yang lainnya.
Ciri-Ciri Pasar
1. Terdapat calon pembeli dan penjual.
2.
Terdapat
jasa ataupun barang yang hendak untuk diperjualbelikan.
3.
Terdapat proses permintaan serta penawaran oleh kedua pihak.
4. Terdapat interaksi diantara pembeli dan penjual baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
Fungsi Pasar
1. Fungsi Distribusi Produk : suatu aktivitas menyalurkan barang atau jasa yang diproduksi oleh produsen kepada para konsumen
2. Fungsi Penetapan Harga / Nilai : terjadinya interaksi serta adanya kesepakatan dari pembeli dan penjual
3. Fungsi Promosi : tempat berkumpulnya para konsumen yang merupakan tempat promosi yang sempurna bagi produsen guna memperkenalkan produk mereka
4. Fungsi Penyerapan Tenaga Kerja
5. Menyediakan Barang dan Jasa Guna Masa Mendatang : Pasar memiliki peran sebagai fasilitator guna mengelola tabungan dan investasi. Investasi tersebut berfungsi untuk menyediakan barang serta jasa dibutuhkan pada masa yang akan datang
Klasifikasi Pasar
1. Pasar Tradisional adalah suatu pasar dimana tempat tersebut merupakan bertemunya para penjual dan pembeli serta terdapat transaksi jual beli secara langsung serta pada umumnya terjadi proses tawar-menawar. Bangunan dari pasar tradisional biasanya berupa los, kios-kios atau gerai, serta dasaran terbuka yang dibuka oleh para penjual ataupun dari pengelola pasar.
2.
Pasar Modern terdapat penjual dan pembeli yang tidak bertransaksi
secara langsung melainkan konsumen atau pembeli melihat label harga yang
terdapat dalam barang tersebut, berada dalam bangunan serta pelayanannya
dilakukan secara mandiri atau swalayan dan dapat juga dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual tersebut, selain dari bahan makanan, terdapat juga
barang lainnya yang dijual dan biasanya dapat bertahan lama. Contoh :
minimarket, pasar swalayan (supermarket), dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis Pasar
Menurut
Bentuk Kegiatannya
1. Pasar Nyata : sebuah pasar dimana terdapat berbagai jenis barang yang diperjualbelikan serta dapat dibeli oleh pembeli. Contoh dari pasar nyata ialah pasar swalayan dan pasar tradisional.
2. Pasar Abstrak : sebuah pasar dimana terdapat para pedagang yang tidak menawar berbagai jenis barang yang dijual serta tidak membeli secara langsung, namun hanya menggunakan surat dagangan saja. Contoh dari pasar abstrak adalah pasar online, pasar modal, pasar valuta asing, dan pasar saham.
Menurut
Cara Transaksinya
1. Pasar Tradisional : pasar yang sifatnya tradisional dimana para pembeli dan penjual dapat saling tawar menawar secara langsung. Berbagai jenis barang yang diperjualbelikan merupakan barang yang berupa barang kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Pasar Modern : suatu pasar yang sifatnya modern dimana terdapat berbagai macam barang diperjualbelikan dengan harga yang sudah pas dan dengan layanan sendiri. Tempat berlangsungnya dari pasar modern adalah di plaza, mal, dan tempat-tempat yang lainnya.
Menurut
Jenis Barangnya
1.
Pasar
Barang Konsumsi : suatu pasar yang memperjualbelikan berbagai jenis barang yang
dapat dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
2. Pasar Sumber Daya Produksi : suatu pasar yang memperjualbelikan tentang
faktor-faktor produksi, contohnya : tenaga kerja, mesin-mesin, tanah.
Menurut
Waktunya
1. Pasar Harian : tempat pasar di mana merupakan pertemuan antara pembeli serta penjual yang dapat dilakukan setiap harinya
2. Pasar Mingguan : pasar yang dilakukan setiap seminggu sekali. Biasanya pasar mingguan terdapat yang penduduknya masih, seperti di pedesaan.
3. Pasar Bulanan : pasar yang dilakukan sebulan sekali, dan terdapat di daerah-daerah tertentu contoh pasar bulanan adalah pasar hewan.
4. Pasar Tahunan : pasar yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali bersifat nasional Contohnya Pekan Raya Jakarta.
5. Pasar Temporer : pasar yang diselenggarakan pada waktu tertentu serta pasar temporer dapat terjadi secara tidak rutin Contohnya Bazar.
Menurut
Keleluasaan Distribusi
1.
Pasar
Daerah : suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 daerah produk
tersebut dihasilkan.
2.
Pasar Lokal
: suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 kota tempat produk
tersebut dihasilkan.
3.
Pasar
Nasional : suatu pasar yang membeli dan menjual produk di dalam 1 negara tempat
produk tersebut dihasilkan.
4. Pasar Internasional : pasar yang membeli dan menjual produk dari berbagai negara. Contoh : Pasar kopi di Santos, Brazil.
K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Definisi K3
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang bebas dari resiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil dibawah nilai tertentu. Sedangkan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan factor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang lain di tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja.
Tujuan K3
Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin.
3.
Agar semua
hasil produksi dipelihara keamanannya.
4.
Agar adanya
jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7.
Agar setiap
pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
Fungsi
Kesehatan Kerja:
1.
Identifikasi
dan melakukan penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja
2.
Memberikan
saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek kerja termasuk
desain tempat kerja
3.
Memberi
saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan APD ( Alat
Perlindungan Diri)
4.
Melaksanakan
surveiland terhadap kesehatan kerja
5. Terlibat dalam proses rehabilitasi.
6. Mengelola P3K dan tindakan darurat.
Fungsi
Keselamatan Kerja
1.
Antisipasi,
identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya
2.
Buat desain
pengendalian bahaya, metode, proses dan program
3.
Terapkan,
dokumentasikan, dan informasikan rekan lainnya dalam pengendalian bahaya dan
program pengendalian bahaya
4. Ukur, periksa kembali keeftivitas pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
Sebab-Sebab
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan akibat kerja pada dasarnya
disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor
lingkungan di tempat kerja.
1. Faktor Manusia
a. Umur mempunyai pengaruh penting terhadap kejadian kecelakaan akibat kerja. Golongan tua mempunyai kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat kerja dibandingkan dengan golongan usia muda karena umur muda mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun umur muda pun juga sering mengalami kasus kecelakaan kerja , hal ini mungkin dikarenakan kecerobohan dan sikap yang suka tergesa-gesa.
b. Tingkat Pendidikan. Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.
c.
Pengalaman kerja. Merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kecelakaan kerja. Berdasarkan penelitian dengan meningginya pengalaman dan
keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan akibat kerja.
Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan dengan
pertambahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja yang bersangkutan.
2. Faktor pekerjaan
a. Giliran kerja (shift). Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam. Terdapat dua masalah utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran, yaitu ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift dan ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada malam hari dan tidur pada siang hari. Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang, dan malam hari mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan kerja
b.
Jenis
(unit) pekerjaan. Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap resiko
terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan kerja
berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu proses.
3.
Faktor
lingkungan
a.
Lingkungan
Fisik :
1) Pencahayaan : pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi keselamatan kerja. Pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Kebisingan : kebisingan di tempat kerja dapat mempengaruhi pekerjaan karena dapat menimbulkan gangguan perasaan, gangguan komunikasi sehingga menimbulkan salah pengertian, tidak mengerti syarat yang diberikan. Hal ini berakibat kecelakaan kerja, disamping itu kebisingan dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau permanen.
b.
Faktor Lingkungan Kimia : faktor lingkungan kimia yang memungkinkan
terjadi kecelakaan kerja yaitu bahan baku suatu produk, proses produksi ataupun
limbah dari suatu produk.
c. Faktor Lingkungan Biologi : disebabkan oleh jasad renik, gangguan serangga maupun binatang di tempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat ditimbulkan seperti infeksi, alergi, dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa dan berbagai penyakit lainnya yang bisa menyebabkan kematian
Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja
Cara mencegah dan menanggulangi kecelakaan di tempat kerja adalah dengan bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan, bekerjalah dengan serius, cepat, tepat dan teliti, tekun tanpa melupakan keselamatan kerja. Hindarilah melamun dan sikap tidak peduli dalam bekerja. Istirahat jika sudah mulai bosan atau lelah, hindarilah bercanda saat bekerja. Jangan menganggap alat atu mesin yang sudah biasa dipergunakan tidak mencelakakan diri sendiri.
Cara pencegahan lainnya seperti pengamatan resiko bahaya di tempat kerja. Biasanya di tempat kerja selalu ada petunjuk yang terdapat pada dinding -dinding berupa peringatan atau suruhan untuk waspada dan berhati-hati dalam bekerja. Melaksanakan SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah aturan pedoman kerja yang harus dipatuhi dan dilakukan dengan benar. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja dengan penyuluhan , pelatihan mengenai keselamatan kerja, penyediaan P3K disetiap ruangan kerja, peralatan darurat dan perlengkapan tanggap darurat seperti alaram kebakaran dan lan-lain.
3. Tahapan teknik produksi kerajinan dan
pengemasan karya kerajinan
1.
Tahapan produksi kerajinan
Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau pembahanan, pembeentukan, perakitan dan finishing. Teknik yang dilakukan pada 4 tahap tersebut berbeda-beda bergantung dari material yang digunakan dan rancangan produk yang akan dibuat.
a.
Tahapan
pembahanan
Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan baku agar siap di produksi. Setiap tahap produksi berbeda-beda seesuai dengan material yang digunakan dan rancangan produk yang akan dibuat.
Bahan – bahan yang dapat dijadikan karya kerajinan antara lain:
1) Kerajinan Dari Tanah Liat
Selain mudah ditemukan, alasan utama mengapa tanah liat menjadi bahan favorit bagi banyak perajin adalah karena mudah dibentuk. Dengan teknik yang benar, Anda akan mendapatkan kerajinan yang tahan lama dan berkualitas baik dengan bahan dasar tanah liat.
Contoh kerajinan yang menggunakan bahan dasar tanah liat yaitu gerabah dan keramik. Kedua barang ini sangat bermanfaat dalam rumah tangga. Contohnya adalah teko, pot dan vas bunga, serta tempat penyimpanan lainnya.
2) Kerajinan Dari Kayu dan Bambu
Kayu dan bambu adalah dua material utama yang paling banyak digunakan sebagai bahan utama kerajinan. Contohnya adalah perabot, hiasan lampu, patung, dll. Jenis kayu yang dipakai adalah kayu jati, mahoni, pinus, dll. Semakin bagus dan kokoh konstruksinya, harganya akan lebih mahal.
Dalam membuat kerajinan berbahan dasar kayu, ada beberapa peralatan khas yang akan sangat membantu Anda. Alat ukir, cat kayu, vernis, lem kayu, serta amplas.
Seperti namanya, alat ukir digunakan untuk mengukir, memberi dekorasi, serta mengerjakan detail-detail yang rumit, kecil dan sulit dijangkau dengan alat yang besar. Penggunaan alat ini tentu saja membutuhkan kesabaran ketelitian serta keakuratan yang tinggi.
Cat kayu dan vernis pada dasarnya digunakan untuk melapisi kayu agar terlihat menarik, atraktif, sekaligus terhindar dari rayap maupun serangga yang berpotensi membuatnya lapuk.
Perbedaan utama antara cat kayu dan cat biasa adalah cat kayu dirancang khusus agar tahan air dengan daya rekat yang lebih kuat. Sedangkan pemakaian vernis berguna untuk mempertahankan warna dan tekstur asli kayu namun membuatnya menjadi lebih mengilap dan bercahaya
Namun sebelum sampai pada proses pewarnaan
atau pelapisan dengan vernis, pastikan bahwa permukaan kayu telah diamplas
dengan baik. Tahap ini sangat krusial dalam menentukan hasil akhir kerajinan.
Sehingga tak boleh sampai terlewat.
3) Kerajinan Dari Serat Alam
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan yang unik berbahan dasar alam. Apabila kayu dan bambu terdengar sangat mmebosankan, Anda dapat memanfaatkan serat alam lain.
Eceng gondok adalah tanaman yang sangat mudah dijumpai terapung di kolam air tawar. Bila para peternak ikan umumnya akan kesal ketika mendapati kolamnya dipenuhi eceng gondok, sebaliknya para perajin dapat mengubah tanaman pengganggu ini menjadi sumber uang.
Kelebihan utama dari eceng gondok adalah seratnya yang sangat kuat. Untuk mendapatkan serat ini, Anda dapat mengeringkannya terlebih dahulu sebelum dibentuk menjadi kerajinan.
Selain eceng gondok, pelepah pisang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Keberadaannya yang sangat melimpah ini sayangnya masih kerap dianggap sampah. Padahal, Anda dapat mengeringkannya untuk dibuat menjadi kerajinan lukis.
Kulit jagung juga telah banyak dimanfaatkan untuk membuat kerajinan dinding maupun rangkaian bunga artifisial yang artistik. Bentuk seratnya yang unik justru membuat kerajinan yang dihasilkan terlihat asri tanpa kehilangan sisi uniknya.
4)
Kerajinan
Dari Logam
Berbeda dengan kerajinan dengan bahan alam yang umumnya mudah lapuk dan cenderung tidak tahan lama, banyak orang memilih untuk
menggunakan bahan logam. Umumnya yang dipilih adalah logam dengan tekstur kokoh, anti karat, serta permukaannya mengkilat.
Beberapa jenis logam yang banyak digunakan adalah aluminium, tembaga, kuningan, serta stainless steel. Logam mulia seperti emas, perak, dan perunggu juga biasa digunakan untuk kerajinan yang mewah dan mahal.
5)
Kerajinan
dari Batu
Batu tak hanya bermanfaat sebagai salah satu material pembuat bangunan namun juga untuk bahan kerajinan. Dengan bentuk, corak, dan warna yang beragam, kerajinan dari batu juga dapat terlihat sama menariknya dengan kerajinan lain.
Kerajinan dari batu umumnya banyak digunakan sebagai hiasan di dalam ruangan, di dinding, maupun di luar ruangan. Apabila diletakkan di dalam ruangan,material batu dapat memberi kesan alami yang menyejukkan ke dalam ruangan tersebut.
6) Kerajinan Dari Bahan Bekas
Seni tak hanya enak dipandang namun juga dapat dimanfaatkan sebagai media kampanye yang efektif. Salah satu yang dapat disuarakan melalui hasil kerajinan adalah mengenai isu lingkungan hidup.
Menggunakan barang bekas untuk diubah menjadi kerajinan yang bagus dan fungsional kini telah menjadi sebuah tren yang berkembang terutama di kalangan generasi muda.
Apabila Anda tertarik, Anda dapat mulai memanfaatkan botol dan kaleng bekas, kertas daur ulang, serta kemasan plastik sekali pakai. Selain menghasilkan karya yang indah, Anda juga telah secara aktif berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
Pada intinya, pembuatan barang kerajinan selalu mengandalkan jiwa kreativitas manusia yang didukung oleh keterampilan tangan maupun kecanggihan alat yang digunakan. Namun, kerajinan yang indah tak selamanya membutuhkan bahan mahal.
b. Tahapan pembentukan
Setelah tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat.Pada tahap ini diperlukan teknik pembuatan karya kerajinan sesuai dengan bahan dan bentuk produk yang akan dihasilkan.
Adapun teknik-teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti berikut.
1) Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan
perunggu. Terdapat beberapa benda kerajinan dari bahan perunggu seperti gendering perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.
Berikut ini contoh pembuatan benda kerajinan dari bahan lunak dengan teknik cor (cetak tuang).
2) Teknik Tuang Berulang (bivalve)
Disebut teknik menuang berulang kali (bivalve), karena menggunakan dua keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai berulangkali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valve berarti kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang sederhana, baik bentuk maupun hiasannya.
3) Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue)
Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue) dibuat pada benda perunggu yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu. Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya model dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian benda dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga. Tuangkan perunggu ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.
Di samping teknik cor ada juga teknik menempa yang bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas. Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti keris, piring, teko, dan tempat lilin.
Saat ini banyak terdapat sentra-sentra kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.
4) Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman, yaitu etch yang berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etching berarti mengetsa. Benda-benda dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa (larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan bahan penolak asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara itu, bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka.
sampai tingkat yang diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan aslinya. Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa larutan atau bahan kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna, dan melarutkan logam, sangat bergantung pada jenis logam yang akan dietsa.
Larutan pengetsa ini terdiri atas larutan asam organik, asam mineral anorganik, atau campuran dari keduanya. Sebagian asam mempunyai daya kikis yang sangat baik untuk logam-logam tertentu, sedangkan sebagian asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak mempunyai pengaruh sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya. Kombinasi dari keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan tersebut.
Sukses tidaknya mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang sangat hati-hati terhadap kekuatan larutan asam pengetsa. Penerapan bahan penolak asam pada logamnya, cara dan keterampilan dalam membuat desainnya agar tetap terbuka melalui penggunaan resist (bahan pelindung), serta perhitungan waktu untuk pengukuran dan pengikisan asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa muncul di permukaan logam dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang diinginkan.
5)
Teknik Ukir
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda. Pada masa itu, banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.
Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh
6) Teknik Ukir Tekan
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.
7) Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang berfungsi untuk mengiris, menyayat/ menggaruk dan membentuk benda ialah pahat bubut. Teknik bubut ini akan menghasilkan karya kerajinan yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya kerajinan dengan teknik bubut adalah asbak kayu, vas bunga dari kayu, benda-benda mainan.
8) Teknik Anyam
Anyaman adalah seni kerajinan
yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau
menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras
dari karya kerajinan yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain: bambu,
rotan, dan plastik.
Contoh beberapa teknik pembuatan kerajinan
bahan lunak :
2.
Tahapan
perakitan
Tahap berikutnya adalah perakitan. Perakitan dilakukan apabila produk hiasan yang dibuat terdiri atas beberapa bagian. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu.
3. Tahapan finishing
Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan kedalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan atau pelapisan permukaan.
4.
Pengemasan
a. Pengertian pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan mewadahi benda hasil kerajinan. Pengemasan menurut WTO adalah suatu sistem yang terpadu untuk mengawetkan, menyiapkan produk, hingga siap untuk didistribusikan dengan cara yang murah dan efisien
b.
Fungsi
pengemasan
Untuk melindungi produk dari benturan dan cuaca, memberikan kemudahan membawa, serta untuk menambah daya tarik sebagai identitas atau brand dari produk tersebut.
5.
Jenis Bahan Kemasan
a. Kemasan kertas
Kertas merupakan kemasan fleksibel. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas adalah sifatnya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan.
b.
Kemasan
Kayu
Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya hutan kayu.
c.
Kemasan
Plastik
Kemasan yang paling banyak kita temui adalah kemasan plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester, nilon, dan vinil film. Produk kerajinan banyak menggunakan kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas.
Beberapa sifat akrilik adalah kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras.
6.
Pengemasan Karya Kerajinan
Pada zaman dulu kemasan hanya berfungsi untuk melindungi barang atau mempermudah barang untuk dibawa. Seiring perkembangan zaman, fungsi kemasan bertambah untuk menarik perhatian konsumen agar membeli barang tersebut.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat didefinisikan Kemasan merupakan desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar
4. Pembuatan Karya Kerajinan
1. Pembahanan
Mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi. Pembahanan sangat penting untuk menghasilkan produk yang awet
· Gunting
·
Silet/Cutter
· Kuas gambar
·
Cat air
· Serbuk kayu
·
Kardus
bekas/karton duplex
· Lem rajawali
·
Spray
pengkilap
· Triplek
·
Mangkok
plastik
·
Lem G
2. Pembentukan
Bagian
dasar/bacckground
a.
Siapkan
kardus bekas atau bisa gunakan karton duplex untuk membuat lukisan menjadi timbul
dan tebal
b. Untuk pembuatan karya ini saya gunakan karton duplex. Potong karton duplex berbentuk segitiga sebanyak 4 kali
c.
Tempel
bagian segitiga tersebut ke triplek dengan menggunakan lem rajawali dan lem g
agar benar benar kuat.
d.
Siapkan
ampas kelapa yang telah dikeringkan atau dikeringkan (keduanya memiliki tekstur
yang sama). Campur serbuk kayu tersebut dengan lem rajawali pada wadah mangkok
plastik. Pastikan takaran lem rajawali setengah dari jumlah serbuk kayu.
e. Aduk adonan serbuk kayu dan lem rajawali tadi hingga benar benar tercampur
f. Oleskan adonan semuanya di atas bentuk segitiga sehingga mempertebal bagian segitiga tersebut sehingga memberikan efek timbul atau 3D. Penambahan adonan tersebut ke atas segitiga juga memberikan efek tekstur yang kasar.
g.
Beri adonan tersebut diatas dan dibawah bentuk segitiga seperti foto
diatas sehingga karya yang dihasilkan terdapat perbedaan ketebalan yang
memperindah karya.
h. Keringkan karya tersebut hingga lem dan serbuk kayu telah benar benar menyatu dengan tripleknya.
i. Warnai karya tersebut seperti foto dibawah ini.
Comments
Post a Comment